Sabtu, 13 Juli 2013

Sekilas tentang Bulukerto,Puhpelem,Slogohimo

Kabupaten Wonogiri memiliki luas wilayah 182.236,02 Hektar atau 5.59% dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah, dan secarqa geogarafis terletak antara 7032’ dan 8015’ Lintang Selatan (LS) dan 110041’ dan 111018’ Bujur Timur (BT), Secara adminitarasi, Kabupaten Wonogiri terbagi dalam 25 kecamatan, 251 desa dan 43 kelurahan serta 2.306 dusun.

Sementara itu Kecamatan Bulukerto, Kecamatan Puhpelem dan Kecamatan Slogohimo merupakan 3 dari 25 kecamatan di Kabupaten Wonogiri dan terletak di bagian timur laut Kabupaten Wonogiri dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ponorogo, Provinsi Jawa Timur. Ketiga kecamatan ini berjarak kurang lebih 40 km dan dapat ditempuh dalam waktu 1 hingga 2 jam dari pusat Kota Wonogiri. Berikut adalah peta administrasi dari ketiga kecamatan tersebut:


Kecamatan Bulukerto memiliki luas wilayah 4.674,87 ha atau sekitar 3% dari keleseluruhan luas wilayah Kabupaten Wonogiri dengan wilayah administrasi 1 Kelurahan, 9 Desa, 72 RW, 242 RT. Kecamatan Bulukerto memiliki jarak 53 km sebelah timur pusat Kota Wonogiri dan berada pada ketinggian ketinggian 235 mdpl. Kecamatan ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Magetan Provinsi Jawa Timur.

Selanjutnya Kecamatan Puhpelem,  yang memiliki luas 3.161 ha atau sekitar 2% dari keleseluruhan luas wilayah Kabupaten Wonogiri dengan cakupan wilayah administrasi 1 kelurahan, 5 desa, 38 RW dan 137 RT. Kecamatan ini memiliki ketinggian 500 mdpl. Kecamatan Puhpelem merupakan kecamatan termuda di Kabupaten Wonogiri yang merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Bulukerto dan merupakan kecamatan yang terletak paling timur Kabupaten Wonogiri sehingga tidak mengherankan jika kebanyakan warganya malah bergantung pada perekonomian di Provinsi Jawa Timur.
Ketiga adalah Kecamatan Slogohimo, memiliki luas 6.415 ha atau sekitar 4% dari keleseluruhan luas wilayah Kabupaten Wonogiri dan terdiri atas 15 kelurahan dan 2 desa. Kecamatan ini termasuk satu diantara beberapa kecamatan yang terletak di kaki Gunung Lawu, namun hal ini pun tidak menjamin akan kesuburan tanah di Kecamatan Slogohimo. Tanahnya hanya bisa digunakan saat musim hujan sehingga pada musim kemarau masyarakat setempat banyak yang merantau keluar daerah dan kembali lagi pada saat musim hujan tiba. Ketidaksuburan tanah ini juga disebabkan oleh kondisi alamnya yang terdiri dari perbukitan karst yang tidak subur, sehingga membuat masyarakat tidak dapat bercocok tanam jika tidak mendapatkan pasokan air yang cukup.

0 komentar:

Posting Komentar